Belajar mempunyai sifat yang tak terbatas dari segi tempat,
waktu, maupun cara. Hal ini harus diperhatikan oleh guru sebagai fasilitator
belajar siswa agar tujuan belajar bisa tercapai optimal. Guru sebagai penyelenggara
pembelajaran harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai makna
belajar tak terbatas. Guru harus menyadari bahwa cara belajar setiap siswa
berbeda-beda. Cara belajar inilah yang biasa disebut kreativitas belajar.
Kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kondisi, sikap siswa
yang terbuka terhadap pengalaman belajar, fleksibel dan bebas dalam berpikir, sehingga mampu untuk
menghasilkan gagasan, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah yang lebih
efisien dan unik dalam belajar.
Siswa dengan kreativitas belajar yang tinggi biasanya tidak akan terpaku dengan
apa yang disampaikan guru, namun akan secara aktif belajar dengan cara yang
sesuai dengan karakternya.
Perkembangan kreativitas belajar siswa dipengaruhi oleh
faktor intern dan ekstern. Faktor intern misalnya: bakat, minat, kemampuan kecerdasan dan sikap.
Faktor ekstern diantaranya:
lingkungan sekolah, sekolah, atau masyarakat.
Salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya
yang kreatif, sehingga kreativitas belajar dalam dunia pendidikan dirasa telah
menjadi kebutuhan siswa. Manusia kreatif tentunya akan lebih mampu mendorong
perkembangan suatu bangsa dan negara. Seperti yang diungkapkan oleh Ciputra,
"Masa kini dan depan membutuhkan SDM yang kreatif dan inovatif sehingga
apa yang dipelajari di sekolah saat ini harus dapat merefleksikan pembangunan
SDM-SDM yang unggul dan siap menghadapi perkembangan zaman yang dinamis. Kita
harus meninggalkan sesegera mungkin pembelajaran yang hanya berdasarkan
memori."
Kreativitas merupakan hasil interaksi
dari lingkungan, sehingga kreativitas dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Utami
Munandar (2009:12) mengungkapkan bahwa seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik perubah di dalam individu
maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Elizabeth Hurlock (1999:11) mengemukakan beberapa faktor yang dapat
meningkatkan kreativitas pada anak, antara
lain (1) waktu, (2) kesempatan menyendiri, (3) dorongan, (4) sarana, (5)
lingkungan yang merangsang, (6) cara mendidik anak, (7) kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Oleh
karena itu, lingkungan pendidikan yang kondusif akan mampu memunculkan bahkan
meningkatkan kreativitas.
Memang benar bahwa tidak ada satu metode terbaik dalam
pembelajaran, namun guru yang mampu
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat akan mendorong kreativitas belajar
siswa. Di luar pembelajaran, berbagai kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah
yang tepat untuk menyalurkan bakat, minat, dan kreativitas siswa sehingga dapat
membantu perkembangan kreativitas belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar